2025-01-23 13:56:34 | category : BIS | company id : INEW
02249753 IQPlus, (23/1) - Cathay Pacific Airways berencana memangkas pembayaran bagi hasil kepada para pekerjanya hingga hampir 50 persen. Maskapai penerbangan Hong Kong tersebut hanya berencana untuk mendistribusikan setidaknya empat minggu gaji yang memenuhi syarat sebagai bagian dari program bagi hasil untuk tahun 2024, menurut memo staf dari kepala eksekutif Ronald Lam yang dilihat oleh Bloomberg pada hari Kamis. Pembayaran yang direncanakan tersebut lebih rendah dari 7,2 minggu gaji yang diberikan tahun lalu. Lam memberi tahu staf bahwa angka akhir akan dikonfirmasi kemudian, tetapi juga menyebutkan pengurangan tersebut sebagian didasarkan pada pertumbuhan jumlah karyawan, yang berarti laba perlu disebarkan ke tenaga kerja yang lebih besar. Laba Cathay pada semester pertama tahun 2024 turun 15 persen karena persaingan meningkat dan analis memperkirakan Cathay akan menghasilkan laba bersih tahunan sebesar HK$7,8 miliar (S$1,4 miliar), yang akan lebih rendah dari HK$9,8 miliar yang diperoleh pada tahun 2023. Setelah Covid, Cathay secara bertahap membangun kembali operasi penerbangannya, berhasil mencapai 100 persen dari kapasitas penerbangan pra-pandemi bulan ini. Maskapai penerbangan tersebut tertahan oleh kekurangan staf di area utama seperti kokpit, dan pelatihan yang tertunda. Maskapai ini menghabiskan HK$100 miliar dalam beberapa tahun mendatang, dengan beberapa lusin pesawat baru tiba, saat bersiap untuk ekspansi. Pemberian bagi hasil tersebut dilakukan setelah staf menerima gaji setara dengan satu bulan sebagai bonus tahunan 2024. Secara terpisah, Cathay mengatakan bahwa mereka mengalami serangkaian masalah TI yang memengaruhi layanan pemesanan tiket pesawat di situs web dan aplikasi selulernya, serta mengganggu pelanggan untuk melakukan check-in daring. Sistem check-in mandiri maskapai di Bandara Internasional Hong Kong juga tidak berfungsi. Penumpang diminta untuk tiba di bandara setidaknya tiga jam sebelum keberangkatan. Saham Cathay turun 0,4 persen di Hong Kong pada pukul 1.38 siang waktu setempat. (end/Bloomberg)
