2025-11-05 14:11:26 | category : BIS | company id : ICOM
30851045 IQPlus, (5/11) - Toyota menaikkan proyeksi laba setahun penuhnya pada hari Rabu. Produsen mobil Jepang ini bertaruh bahwa penghematan biaya dan permintaan yang kuat untuk mobil hibrida akan membantunya mengatasi dampak tarif Presiden AS Donald Trump. Produsen mobil terlaris di dunia ini kini memperkirakan laba operasional sebesar 3,4 triliun yen ($22,6 miliar) untuk tahun fiskal yang berakhir Maret, naik 6% dari 3,2 triliun yen yang sebelumnya diproyeksikan. Tarif AS telah memberikan pukulan telak bagi industri yang telah tersengat oleh persaingan yang semakin ketat dari produsen kendaraan listrik Tiongkok dan gejolak yang terjadi sekali dalam seabad akibat kemajuan kendaraan listrik dan teknologi baru lainnya. Toyota memperkirakan tarif tersebut akan merugikannya sebesar 1,45 triliun yen pada tahun fiskal berjalan. "Amerika Utara menghadapi situasi yang sangat sulit akibat dampak tarif," ujar Kenta Kon, kepala keuangan Toyota, dalam pengarahan laporan keuangan. Meskipun kondisi "tidak mudah" di pasar lain seperti Tiongkok, Eropa, Asia, dan Afrika, profitabilitas dan volume penjualan tetap "solid", ujarnya. Toyota melaporkan penurunan laba operasional kuartal kedua berturut-turut sebesar 839,6 miliar yen, turun 27% dari 1,16 triliun yen tahun sebelumnya dan di bawah estimasi rata-rata delapan analis yang disurvei oleh LSEG sebesar 863,1 miliar yen. Meskipun penjualan kendaraan meningkat, bisnis produsen mobil ini di Amerika Utara mengalami kerugian operasional sebesar 134 miliar yen untuk paruh pertama tahun fiskal dari laba 128 miliar yen tahun sebelumnya, yang terdampak oleh tarif AS. Toyota pekan lalu mengumumkan bahwa produksi globalnya meningkat lebih dari 10% pada bulan September dan naik selama empat bulan berturut-turut, seiring dengan peningkatan penjualan dan output di AS, pasar utamanya. Saham Toyota berada di area negatif yang dalam pada Rabu sore, diperdagangkan 3,5% lebih rendah dibandingkan dengan penurunan 1,8% sesaat sebelum rilis laporan keuangannya. (end/Reuters)