2025-01-14 15:10:42 | category : BIS | company id : INEW
01354340 IQPlus, (14/1) - China mengumumkan rencana untuk memperluas skema bebas visa sepihaknya . yang menggarisbawahi upaya pemerintah untuk meningkatkan pariwisata guna membantu pemulihan ekonomi yang tidak merata. Dewan Negara berjanji untuk memberikan keringanan visa ke lebih banyak negara secara "tertib", tanpa memberikan rincian. Kabinet menambahkan dalam pengumuman pada Senin (13 Januari) malam bahwa lamanya masa tinggal bebas visa akan diperpanjang "dengan tepat". Janji yang samar-samar itu akan memperpanjang pelonggaran persyaratan visa yang belum pernah terjadi sebelumnya di China untuk puluhan negara yang dimulai pada tahun 2023. Beijing berharap bahwa lebih banyak kunjungan dapat menopang ekonomi yang lesu, memfasilitasi investasi, dan membantu memberikan citra yang lebih bersahabat kepada negara itu sebelum kembalinya presiden terpilih Donald Trump, yang dapat menguji hubungan bilateral. Namun, jumlah wisatawan yang datang tidak sebanyak yang diharapkan pemerintah. Jumlah pengunjung asing yang masuk dan keluar mencapai sekitar 64,9 juta pada tahun 2024, menurut data yang dirilis oleh otoritas imigrasi pada hari Selasa. Jumlah tersebut naik 82,9 persen dari tahun sebelumnya, tetapi hanya sekitar 66 persen dari jumlah pada tahun 2019, ketika lebih sedikit negara yang menikmati kunjungan bebas visa. Ada beberapa alasan untuk hal ini. Pengunjung sering kali mengalami kesulitan menggunakan aplikasi penting Tiongkok, seperti aplikasi untuk melakukan pembayaran, maskapai asing menawarkan lebih sedikit penerbangan internasional, hubungan ekonomi dan politik dengan beberapa negara menjadi renggang, dan beberapa negara maju memiliki pandangan yang lebih suram terhadap Tiongkok, sebagian karena masalah hak asasi manusia. Dewan Negara mengatakan pada hari Senin bahwa mereka mendorong pemerintah daerah untuk menawarkan voucher kepada warga Tiongkok untuk mendorong pengeluaran pariwisata, dan mengatur obligasi khusus untuk mendukung proyek budaya dan pariwisata. Mereka mendesak pemerintah daerah untuk membantu berbagai kelompok usia dengan memperkenalkan program yang ramah keluarga, lebih banyak kunjungan lapangan untuk siswa, dan lebih banyak pilihan perjalanan yang nyaman bagi para lansia. (end/Bloomberg)
