2025-02-11 10:13:42 | category : BIS | company id : INEW
04136694 IQPlus, (11/2) - Hong Kong akan mengajukan keluhan atas tarif baru-baru ini yang dikenakan AS terhadap kota itu kepada Organisasi Perdagangan Dunia, dengan mengklaim AS telah sepenuhnya mengabaikan status kota itu sebagai wilayah pabean terpisah, kata sekretaris kepala Eric Chan pada hari Selasa. "Ini sama sekali tidak konsisten dengan aturan WTO. Tentu saja, mereka sama sekali mengabaikan bahwa Hong Kong adalah wilayah pabean terpisah," kata Chan, pejabat nomor dua kota yang diperintah China itu, kepada wartawan. "Kami akan mengajukan keluhan kepada WTO terkait pengaturan yang tidak masuk akal ini," katanya tanpa memberikan rincian. Chan menanggapi keputusan AS untuk mengenakan tarif 10% pada barang-barang dari pusat keuangan Asia tersebut karena Presiden AS Donald Trump menargetkan impor dari China. Layanan Pos AS minggu lalu menangguhkan semua surat dan paket masuk dari China dan Hong Kong, kemudian membatalkan keputusan tersebut segera setelahnya. Langkah untuk menghentikan penerimaan paket dari Tiongkok dan Hong Kong telah menyebabkan kekacauan dan kebingungan di kalangan pengecer dan perusahaan pengiriman ekspres mengenai cara menangani tarif AS. "Yang dapat saya katakan adalah kebijakannya tidak menentu," kata Chan. Langkah Trump juga mencakup penutupan pengecualian bea masuk "de minimis" untuk paket senilai di bawah $800, dengan tujuan yang dinyatakan untuk menghentikan aliran fentanil dan bahan kimia prekursor ke Amerika Serikat. Hong Kong telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan yang bebas dan terbuka, tetapi penerapan undang-undang keamanan nasional yang luas oleh Tiongkok terhadap Hong Kong pada tahun 2020 menuai kritik dari AS dan menyebabkan berakhirnya status khusus bekas koloni Inggris tersebut berdasarkan hukum AS, yang meningkatkan ketegangan antara Tiongkok dan AS. AS kemudian menetapkan bahwa barang-barang yang dibuat di Hong Kong untuk diekspor ke AS harus diberi label buatan Tiongkok, yang mengakhiri salah satu keunggulan kompetitif Hong Kong yang telah lama ada sebagai pusat perdagangan. (end/Reuters)
