2024-03-07 09:13:23 | category : BIS | company id : INEW
06633168 IQPlus, (7/3) - Data dari Kantor Statistik Federal menunjukkan ekspor Jerman meningkat lebih dari perkiraan pada awal tahun berkat meningkatnya permintaan dari negara-negara Uni Eropa dan Tiongkok. Adapun kinerja ekspor naik 6,3 persen pada Januari dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hasil tersebut dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1,5 persen dari jajak pendapat Reuters. "Ini adalah awal tahun yang baik untuk ekspor" Namun, setelah kemunduran signifikan pada Desember, angka positif pada Januari sangat mungkin terjadi,. kata Kepala Ekonom VP Bank Group Thomas Gitzel, dikutip dari The Business Times, Kamis, 7 Maret 2024. Jerman, dengan pangsa ekspor produk domestik bruto yang tinggi, merupakan negara yang paling menderita di antara negara-negara Eropa akibat lemahnya tren ekspor global. "Pada 2023, ekspor turun 2,2 persen secara riil dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Gitzel. Harganya turun 4,5 persen pada Desember. Harapannya saat ini ekspor setidaknya kembali tumbuh sedikit positif pada 2024. Sedangkan ekspor ke negara-negara UE meningkat 8,9 persen pada bulan tersebut. Sementara ekspor ke negara-negara di luar UE meningkat 3,1 persen. Ekspor ke Tiongkok meningkat 7,8 persen, sementara ekspor ke Inggris turun 8,1 persen. Impor naik sebesar 3,6 persen dari Desember, kantor statistik federal melaporkan, dibandingkan dengan ekspektasi para analis yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,8 persen. Neraca perdagangan luar negeri menunjukkan surplus penyesuaian kalender dan musiman sebesar 27,5 miliar euro (S$40,1 miliar) pada Januari, dibandingkan dengan surplus sebesar 23,3 miliar euro pada bulan sebelumnya. Sentimen dalam industri ekspor Jerman agak cerah di Februari. Indeks ekspektasi ekspor Ifo naik menjadi minus tujuh poin di Februari, naik dari minus 8,5 poin di Januari. "Perekonomian ekspor Jerman hampir tidak mendapat manfaat sama sekali dari perkembangan ekonomi global saat ini," kata Kepala Survei Ifo Klaus Wohlrabe. (end/ba)
