2024-03-19 08:00:21 | category : BIS | company id : INEW
07828671 IQPlus, (19/3) - Merujuk pada masih sedikitnya pangsa energi terbarukan dalam pasokan global, pimpinan Saudi Aramco pada hari Senin menggambarkan strategi transisi energi saat ini sebagai kegagalan yang salah arah. "Di dunia nyata, strategi transisi saat ini tampak gagal di banyak bidang," kata CEO Saudi Aramco Amin Nasser pada konferensi CERAWeek di Houston. Bahan bakar fosil menyumbang 82 persen konsumsi global tahun lalu, menurut laporan dari konsultan KPMG yang dikutip oleh Nasser, yang mencatat bahwa Badan Energi Internasional mengatakan permintaan minyak bisa mencapai rekor tertinggi tahun ini. "Ini bukanlah gambaran masa depan yang telah dilukiskan oleh beberapa pihak," kata Nasser. "Semua ini memperkuat pandangan bahwa minyak dan gas dalam jumlah besar tidak mungkin keluar dalam jangka waktu tertentu, apalagi pada tahun 2050," tambah Nasser, mengacu pada target jangka menengah yang dipandang sebagai potensi penghentian produksi minyak mentah. Bergabung dengan Nasser dalam pernyataan skeptisnya mengenai revolusi energi yang akan segera terjadi adalah CEO ExxonMobil Darren Woods, yang mengatakan “kita belum berada di jalur yang tepat†untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. "Salah satu tantangannya adalah meskipun masyarakat ingin mengurangi emisi, namun tidak ada seorang pun yang mau membayarnya," kata Woods. Nasser menyerukan kebijakan yang lebih selaras dengan "dunia nyata." Meskipun energi alternatif dapat mengurangi emisi, "ketika dunia fokus pada pengurangan emisi hidrokarbon, hasilnya akan jauh lebih baik,"kata Nasser. Konferensi COP28 tahun lalu mencakup seruan untuk beralih dari bahan bakar fosil. Namun Nasser mengatakan dunia harus "meninggalkan fantasi penghapusan minyak dan gas secara bertahap dan sebaliknya berinvestasi pada minyak dan gas yang mencerminkan asumsi permintaan yang realistis." (end/AFP)
