2024-03-19 08:50:55 | category : BIS | company id : INEW
07831746 IQPlus, (19/3) - Bank sentral Pakistan memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utamanya sebesar 22 persen seperti yang diharapkan untuk pertemuan kebijakan keenam berturut-turut. Hal itu diambil karena risiko inflasi terus meningkat. Mengutip The Business Times, Selasa, 19 Maret 2024, keputusan tersebut sejalan dengan ekspektasi mayoritas analis, meskipun sebagian besar juga memperkirakan penurunan suku bunga mulai kuartal kedua tahun ini. Bank tersebut mengatakan bahwa meskipun tingkat inflasi telah mereda pada Februari, namun tetap tinggi dan memiliki risiko. "Hal ini memerlukan pendekatan yang hati-hati dan memerlukan kesinambungan sikap moneter saat ini untuk menurunkan inflasi ke kisaran target 5-7 persen pada September 2025," kata komite kebijakan moneter State Bank of Pakist (SBP). Keputusan kebijakan yang diambil merupakan keputusan terakhir menjelang berakhirnya perjanjian siaga sebesar US$3 miliar dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada April. Suku bunga utama Pakistan terakhir kali dinaikkan pada Juni untuk melawan tekanan inflasi yang terus-menerus dan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang ditetapkan oleh IMF guna mengamankan dana talangan (bailout) yang penting. SBP mencatat peningkatan angka inflasi pada Februari, ketika indeks harga konsumen negara tersebut naik 23,1 persen tahun ke tahun, yang merupakan tingkat paling lambat sejak Juni 2022, sebagian disebabkan oleh 'efek dasar'. (end/ba)
