2024-04-02 09:33:23 | category : BIS | company id : COMD
09234206 IQPlus, (2/4) - Harga emas bertahan stabil pada hari Selasa didukung oleh imbal hasil Treasury AS yang lebih rendah, setelah menyentuh rekor tertinggi di sesi sebelumnya di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral AS akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya pada bulan Juni. Harga emas di pasar spot tidak berubah pada US$2,250.26 per ounce, pada Selasa pagi, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$2,265.49 pada hari Senin. Emas berjangka AS naik tipis 0,6 persen menjadi US$2.270,70 per ounce. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10-tahun yang dijadikan patokan merosot, mengangkat daya tarik emas tanpa imbal hasil (zero-yield). Manufaktur AS tumbuh untuk pertama kalinya dalam 1½ tahun pada bulan Maret, karena produksi meningkat tajam dan pesanan baru meningkat, namun lapangan kerja di pabrik tetap lemah dan harga bahan baku meningkat. Federal Reserve Bank of New York mengatakan pada hari Senin bahwa tekanan inflasi melemah pada bulan Februari. Aktivitas pabrik di banyak negara Asia melemah pada bulan Maret, namun terdapat beberapa tanda yang lebih cerah di Tiongkok dan Korea Selatan, berdasarkan survei dan data. Bank sentral Australia bermaksud mengubah cara mereka menyediakan likuiditas pada sistem perbankan, beralih ke sistem yang menyediakan likuiditas yang cukup melalui operasi pasar uang reguler. Para pedagang memperkirakan kemungkinan sebesar 57 persen bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan Juni, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan. Perak di pasar spot naik 0,4 persen menjadi US$25,17 per ounce, platinum naik 0,2 persen menjadi US$903,50 dan paladium naik 0,4 persen menjadi US$1.000,09. (end/Reuters)
