2024-04-16 10:23:10 | category : BIS | company id : INEW
10637283 IQPlus, (16/4) - Bank of Japan (BOJ) beralih ke pendekatan yang lebih diskresi dalam menetapkan kebijakan, dengan lebih sedikit penekanan pada inflasi, kata sumber. Upaya itu seiring bank sentral memetakan jalur moneternya menyusul keputusan bersejarah untuk mengakhiri program stimulus radikal pada Maret. Dengan pengaturan moneter yang diperkirakan tertahan, para pelaku pasar fokus pada pertumbuhan kuartalan baru BOJ dan proyeksi harga yang akan dirilis pada pertemuan kebijakan pada 25-26 April, sebagai petunjuk seberapa cepat bank sentral tersebut akan menaikkan suku bunga lagi. Meskipun bank sentral diperkirakan memproyeksikan inflasi akan tetap berada di sekitar target 2 persen hingga awal tahun 2027, namun perkiraan tersebut saja tidak akan menjadi petunjuk kuat mengenai kenaikan suku bunga dalam jangka pendek, kata tiga sumber yang mengetahui pemikiran tersebut. "Berbagai data harus dicermati, bukan hanya perkiraan inflasi," kata salah satu sumber, seraya menunjuk pada pentingnya indikator lain seperti konsumsi, upah, dan perekonomian yang lebih luas, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 16 April 2024. Pejabat BOJ, termasuk Gubernur Kazuo Ueda, mengatakan fokusnya adalah pada apakah kenaikan upah akan meluas, dan mendorong perusahaan untuk menaikkan harga tidak hanya barang tetapi juga jasa. BOJ mengakhiri delapan tahun suku bunga negatif dan sisa-sisa kebijakan tidak lazim lainnya pada bulan lalu, membuat perubahan bersejarah dari fokusnya pada pertumbuhan kembali melalui stimulus moneter besar-besaran selama beberapa dekade. (end/ba)
