2025-05-02 14:07:17 | category : BIS | company id : INEW
12150687 IQPlus, (2/5) - Raksasa minyak Inggris Shell pada hari Jumat melaporkan penurunan tajam laba kuartal pertama, menyusul periode harga minyak mentah yang melemah. Shell melaporkan laba yang disesuaikan sebesar $5,58 miliar untuk tiga bulan pertama tahun ini, mengalahkan ekspektasi analis sebesar $5,09 miliar, menurut konsensus yang disusun LSEG. Prakiraan analis yang disediakan perusahaan secara terpisah memperkirakan laba kuartal pertama Shell akan mencapai $4,96 miliar. Shell melaporkan laba yang disesuaikan sebesar $7,73 miliar selama periode yang sama tahun lalu dan $3,66 miliar untuk tiga bulan terakhir tahun 2024. Perusahaan yang terdaftar di London itu mengumumkan program pembelian kembali saham senilai $3,5 miliar lainnya, yang diharapkan akan selesai selama tiga bulan ke depan. Ini menandai kuartal ke-14 berturut-turut dengan pembelian kembali setidaknya $3 miliar, kata perusahaan itu. CEO Shell Wael Sawan menggambarkan laba tersebut sebagai "serangkaian hasil solid lainnya." "Kinerja kami yang kuat dan neraca yang tangguh memberi kami keyakinan untuk memulai pembelian kembali senilai $3,5 miliar lagi selama tiga bulan ke depan, konsisten dengan arahan strategis yang kami tetapkan pada Hari Pasar Modal pada bulan Maret," kata Sawan dalam sebuah pernyataan. Hasil tersebut muncul saat laba Big Oil terus turun dari rekor tertinggi pada tahun 2022. Prospek yang lemah untuk pasar minyak, jatuhnya harga minyak mentah, dan kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang berubah cepat telah mengguncang sentimen investor dalam beberapa bulan terakhir. Awal minggu ini, BP Inggris dan TotalEnergies Prancis melaporkan penurunan laba kuartal pertama yang signifikan dan utang bersih yang lebih tinggi. (end/cnbc)