2024-05-08 10:36:36 | category : BIS | company id : INEW
12838130 IQPlus, (8/5) - Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengatakan bank sentral Jepang akan meneliti pergerakan yen baru-baru ini dalam memandu kebijakan moneter. Hal itu dilakukan karena hal tersebut dapat memengaruhi perekonomian dan harga secara signifikan. Berbicara kepada wartawan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Fumio Kishida, Ueda berdiskusi dengan perdana menteri mengenai pergerakan mata uang baru-baru ini, serta perkembangan ekonomi setelah keputusan BOJ untuk mengakhiri suku bunga negatif pada Maret. "Saya menyebutkan bahwa secara umum, pergerakan mata uang berpotensi mempunyai dampak besar terhadap perekonomian dan harga, dan oleh karena itu BOJ akan meneliti penurunan yen baru-baru ini dalam memandu kebijakan," kata Ueda, dikutip dari The Business Times, Rabu, 8 Mei 2024. Ueda menambahkan bank sentral Jepang akan terus mencermati bagaimana pergerakan yen dapat memengaruhi inflasi Jepang. Setelah secara historis menghentikan stimulus besar-besaran pada Maret, BOJ mempertahankan suku bunga di kisaran nol pada April dan mengisyaratkan kesiapannya untuk menaikkan biaya pinjaman pada akhir tahun ini. Namun para pedagang menjual yen karena komentar Ueda pasca-pertemuan bahwa melemahnya yen tidak akan segera meningkatkan inflasi sehingga memerlukan kenaikan suku bunga tambahan, menyebabkan mata uang tersebut mencapai titik terendah baru dalam 34 tahun. Akibatnya, otoritas Jepang diduga melakukan intervensi di pasar mata uang pada pekan lalu untuk menopang yen. Ueda telah berulang kali mengatakan bahwa BOJ tidak akan secara eksplisit menargetkan yen dalam menjalankan kebijakan moneternya, dan hanya merespons jika penurunan mata uang tersebut menyebabkan kenaikan tajam inflasi dalam jangka panjang. Perdana Menteri dan Gubernur BOJ mengadakan pertemuan rutin, biasanya sekali setiap triwulan, untuk bertukar pandangan mengenai perekonomian dan harga. Kishida dan Ueda terakhir kali bertemu secara bilateral pada 19 Maret. (end/ba)
