2025-05-19 11:56:36 | category : BIS | company id : INEW
13842952 IQPlus,(19/5) - RUU pemangkasan pajak besar-besaran Presiden AS Donald Trump, yang terhenti selama berhari-hari akibat pertikaian internal Partai Republik mengenai pemotongan pengeluaran, mendapat persetujuan dari komite kongres utama pada hari Minggu untuk maju menuju kemungkinan pengesahan di DPR akhir minggu ini. Tindakan tersebut merupakan kemenangan besar bagi Trump dan Ketua DPR Mike Johnson, setelah kaum konservatif garis keras dari Partai Republik pada hari Jumat memblokir rancangan undang-undang tersebut agar tidak lolos dari Komite Anggaran DPR karena perselisihan yang melibatkan pemotongan pengeluaran untuk program perawatan kesehatan Medicaid bagi warga Amerika berpendapatan rendah dan pencabutan kredit pajak energi hijau. Empat anggota garis keras dari 21 anggota komite dari Partai Republik mengizinkan undang-undang tersebut untuk maju dengan memberikan suara "hadir" dalam sesi Minggu malam yang langka. RUU tersebut disahkan dengan suara 17-16, dengan semua anggota Demokrat memberikan suara menentangnya. Kelompok garis keras telah menghabiskan sebagian besar hari dalam negosiasi tertutup dengan para pemimpin Partai Republik di DPR dan pejabat Gedung Putih. "Pembahasan masih berlangsung saat ini. Pembahasan akan terus berlanjut minggu ini, dan saya perkirakan, hingga saatnya kita mengajukan RUU yang besar dan indah ini ke DPR," kata Ketua Anggaran DPR Jodey Arrington. Analis nonpartisan mengatakan RUU tersebut, yang akan memperpanjang pemotongan pajak 2017 yang merupakan kemenangan legislatif utama Trump pada masa jabatan pertama, akan menambah US$3 triliun hingga US$5 triliun ke utang negara yang telah mencapai US$36,2 triliun selama dekade berikutnya. Moody's mengutip meningkatnya utang, yang dikatakannya akan mencapai 134 persen dari PDB pada tahun 2035, sebagai dasar keputusannya pada hari Jumat untuk menurunkan peringkat kredit AS. Menteri Keuangan Scott Bessent menepis signifikansi pemotongan tersebut dalam dua wawancara televisi hari Minggu, dengan mengatakan RUU tersebut akan memacu pertumbuhan ekonomi yang akan melampaui apa yang menjadi kewajiban negara. "Saya tidak terlalu percaya pada penurunan peringkat Moody's," kata Bessent kepada program State of the Union CNN , menggemakan kritik Gedung Putih. (end/Reuters)