2025-05-19 16:53:03 | category : BIS | company id : BMRI
13860567 IQPlus, (19/5) - Ekonomi Indonesia mengawali tahun 2025 dengan ketahanan yang tetap solid meskipun menghadapi tantangan global. Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai perlambatan yang terjadi di kuartal I tahun ini sebagai bagian dari proses normalisasi menuju pola pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang dan sehat. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I 2025 tercatat sebesar 4,87% (yoy), sedikit menurun dari capaian 5,02% pada kuartal sebelumnya. Berdasarkan riset Tim Ekonom Bank Mandiri, penurunan ini dipengaruhi oleh efek basis tinggi dari tahun 2024 serta adanya sinyal awal perlambatan investasi domestik usai penyelenggaraan pemilu. Di sisi eksternal, ketidakpastian meningkat akibat kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang semakin proteksionis melalui tarif resiprokal. Hal ini menimbulkan volatilitas di pasar keuangan global dan membuat IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,3% menjadi 2,8%. Meski begitu, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh 4,89% (yoy). Menurut Andry, perayaan Idulfitri 2025 tetap menjadi pendorong utama meski masyarakat mulai menunjukkan kecenderungan untuk memperbesar alokasi dana ke tabungan. Inflasi pun tetap terkendali. Hingga April 2025, inflasi tahunan tercatat 1,95%. "Normalisasi tarif listrik setelah berakhirnya program subsidi menjadi penyumbang utama dari kenaikan inflasi yang terbatas tersebut," jelas Andry. Rupiah sempat menghadapi tekanan sepanjang 2025 akibat ketegangan geopolitik global dan menguatnya dolar AS. "Fluktuasi ini perlu direspons dengan kebijakan stabilisasi yang terukur dan terkoordinasi. Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,93% sepanjang 2025," ujarnya dalam Mandiri Economic Outlook Q2 2025 bertema Building Resilience in the Midst of Global Turbulence, di Jakarta, Senin (19/5). (end)