2025-05-23 07:39:34 | category : BIS | company id : EKOM
14227516 IQPlus, (23/5) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengajak kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas (migas), baik di dalam maupun luar negeri untuk bergabung dalam industri penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS). Menurut Bahlil, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi penyimpanan penangkapan karbon terbesar di Asia Pasifik dengan potensi, yang mencapai 572,77 gigaton untuk saline aquifer (akuifer yang airnya asin) dan 4,85 gigaton di depleted reservoir (akuifer yang airnya habis). "Saat ini, dunia selalu berpikir tentang membangun industrialisasi dengan pendekatan green energy dan green industry. Salah satu di antaranya untuk mewujudkannya adalah bagaimana menangkap carbon capture-nya, CO2-nya," kata Bahlil pada acara Konvensi dan Pameran Indonesian Petroleum Association (IPA Convex) ke-49 Tahun 2025 di Tangerang, Banten, Rabu (21/5/2025). Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan komitmen pemerintah dalam memberikan berbagai kemudahan bagi para investor, guna menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dan kondusif bagi pengembangan industri strategis ke depan. Sebagai langkah konkret, regulasi pendukung dalam bentuk peraturan pemerintah (PP) dan peraturan Menteri ESDM (permen) telah diselesaikan. "Aturannya sudah kita buat dan saya tawarkan kepada Bapak Ibu semua. Silakan masuk. Lebih cepat, lebih baik. Kita kasih sedikit relaksasi sweetener. Tapi, kalau sudah booming baru masuk, sweetener-nya tidak akan sebaik sekarang," tegas Bahlil. (end/ant)