2025-05-26 16:02:09 | category : BIS | company id : EKOM
14557562 IQPlus, (26/5) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW) yang termaktub dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. "Kita membutuhkan 69,5 GW listrik mulai tahun 2025.2034," ucap Bahlil dalam konferensi pers RUPTL PLN 2025.2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin. Penambahan pembangkit listrik tersebut bertujuan untuk mewujudkan transformasi bauran energi. Kementerian ESDM menargetkan sebesar 76 persen dari keseluruhan kapasitas pembangkit listrik berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT). "Sekitar 42,6 GW adalah EBT dan 10,3 GW adalah storage," ucap Bahlil. Dengan demikian, sebesar 61 persen dari penambahan pembangkit listrik berasal dari EBT; 15 persen merupakan storage atau penyimpanan; serta 24 persen atau sebesar 16,6 GW dari tambahan pembangkit listrik merupakan energi yang berasal dari sumber daya fosil, seperti gas dan batu bara. Adapun rincian dari pembangkit listrik EBT, meliputi PLTS sebesar 17,1 GW; PLTA sebesar 11,7 GW; PLTB sebesar 7,2 GW; PLTP sebesar 5,2 GW; PLTBio (bioenergi) sebesar 0,9 GW; serta PLTN sebesar 0,5 GW. Dengan demikian, PLTS menjadi energi terbarukan yang mendominasi penambahan pembangkit listrik dalam RUPTL 2025-2034. (end/ant)