2025-06-18 08:05:00 | category : BIS | company id : INEW
16829068 IQPlus, (18/6) - Presiden AS Donald Trump memperpanjang batas waktu bagi perusahaan China ByteDance untuk mendivestasikan operasi TikTok di Amerika untuk ketiga kalinya, yang memungkinkan aplikasi media sosial tersebut tetap beroperasi di AS sementara negosiasi terus berlanjut. "Seperti yang telah dikatakannya berkali-kali, Presiden Trump tidak ingin TikTok ditutup," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt pada hari Selasa (17 Juni). "Perpanjangan ini akan berlangsung selama 90 hari, yang akan digunakan Pemerintah untuk memastikan kesepakatan ini berjalan lancar sehingga rakyat Amerika dapat terus menggunakan TikTok dengan jaminan bahwa data mereka aman dan terlindungi." Keputusan tersebut memberikan harapan lain bagi aplikasi populer yang memicu kekhawatiran di Washington atas keamanan nasional dan yang telah muncul sebagai sumber ketegangan antara AS dan China. Bagi Trump, yang menganggap dirinya sebagai pembuat kesepakatan yang ulung, penangguhan hukuman tersebut memberinya lebih banyak waktu untuk mengamankan perjanjian rumit yang akan membutuhkan pembeli Amerika dan persetujuan Beijing. Pergerakan kesepakatan sebagian besar terhenti karena hubungan dagang AS-Tiongkok dilanda ketegangan yang lebih besar terkait negosiasi perdagangan. Kedua belah pihak saling menuduh melanggar perjanjian di Jenewa pada bulan Mei untuk menurunkan tarif yang melumpuhkan. Pembicaraan berikutnya di London bulan ini memperlihatkan kedua belah pihak berupaya meredakan konfrontasi yang berpusat pada akses ke teknologi mutakhir dan mineral tanah jarang. Perpanjangan terbaru Trump, yang dilaporkan sebelumnya oleh The Wall Street Journal, akan datang melalui perintah eksekutif dan memberi ByteDance tambahan tiga bulan untuk menjual operasi TikTok di AS melampaui batas waktu terbaru 19 Juni. Berdasarkan undang-undang yang ditandatangani oleh presiden Joe Biden tahun lalu, ByteDance diarahkan untuk mendivestasikan unit TikTok di AS paling lambat 19 Januari, tetapi perusahaan tersebut menolak menjual bisnis menguntungkan yang nilainya mulai dari US$20 miliar hingga US$150 miliar, tergantung pada persyaratan yang diusulkan dan teknologi yang disertakan. Trump pertama kali memperpanjang batas waktu tersebut tak lama setelah menjabat pada bulan Januari dan memperpanjangnya lagi pada bulan April. Langkah terbaru Trump kemungkinan akan menimbulkan pertanyaan mengenai legalitasnya. Menurut undang-undang, presiden dapat memberikan penundaan satu kali selama 90 hari jika "kemajuan signifikan" ditunjukkan dalam upaya mengamankan kesepakatan. Ketika ia menunda batas waktu lagi pada bulan April, Trump mengatakan kesepakatan sebagian besar sudah ada tetapi mengklaim China telah mengubah pendiriannya karena perang tarif antara kedua negara yang menyebabkan presiden mengenakan bea tinggi pada impor China dan memicu pembalasan dari Beijing. Tidak jelas apakah legislator dari kedua partai di Washington akan muncul untuk menentang penangguhan terbaru tersebut. (end/Bloomberg)