2025-06-20 10:23:47 | category : BIS | company id : COMD
17037138 IQPlus, (20/6)- Harga beras di Jepang naik lebih dari dua kali lipat pada bulan Mei , melonjak 101,7% dari tahun ke tahun dan menandai kenaikan terbesar dalam lebih dari setengah abad. Lonjakan besar ini menyusul peningkatan 98,4% pada bulan April dan peningkatan 92,1% tahun ke tahun pada bulan Maret. Harga beras Jepang telah menjadi sorotan akhir-akhir ini, dengan pemerintah merilis stok darurat untuk memoderasi harga makanan pokok negara tersebut. Lonjakan harga beras terjadi saat tingkat inflasi inti Jepang naik menjadi 3,7% pada bulan Mei, menandai level tertinggi sejak Januari 2023. Angka tersebut yang tidak termasuk biaya makanan segar lebih tinggi dari 3,6% yang diharapkan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan di atas angka bulan April sebesar 3,5%. Inflasi utama mencapai 3,5%, lebih rendah dibandingkan dengan 3,6% pada bulan April. Ini menandai bulan ke-38 berturut-turut inflasi melampaui target BOJ sebesar 2%. Tingkat inflasi yang disebut "inti-inti", yang tidak termasuk harga makanan segar dan energi dan dipantau secara ketat oleh BOJ, naik menjadi 3,3% dari 3% pada bulan sebelumnya. Marcella Chow, Ahli Strategi Pasar Global di JP Morgan Asset Management, mencatat bahwa beras menyumbang sekitar 50% dari inflasi inti Jepang, dan tren inflasi ke depan sangat bergantung pada harga pangan, terutama beras. Langkah pemerintah baru-baru ini untuk menurunkan harga beras dapat meningkatkan belanja rumah tangga dalam ekonomi riil, Chow mengatakan kepada CNBC, .jika pengurangan ini meluas ke makanan olahan yang mengandung beras dan mengarah pada harga restoran yang lebih rendah.. (end/CNBC)
