2024-06-28 10:39:01 | category : BIS | company id : WIKA
17938239 IQPlus, (28/6) - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) akan melakukan 1 (satu) rangkaian transaksi yang berkesinambungan yaitu Debt To Asset Swap dan Share Swap pada tanggal 25 Juni 2024. Mahendra Vijaya Corporate Secretary dalam keterangan tertulisnya Kamis (27/6) menuturkan dalam transaksi Debt To Asset Swap WIKA akan mengambilalih/akuisisi sebesar 50,99% saham PT Wijaya Karya Realty WR di PT Hotel Indonesia Properti (HIPRO) atau senilai Rp1.214.750.000.000 dengan skema pembayaran melalui Debt to Asset Swap sebagai settlement pembayaran pinjaman WR kepada WIKA. Selanjutnya transaksi Share Swap dimana PT Hotel Indonesia Natour (HIN) yang merupakan salah satu pemegang saham WR sebesar 22,57% akan mengambilalih/akuisisi saham HIPRO milik WIKA sebesar 50,99% dengan skema penukaran saham (share swap) dalam hal ini diikuti pelepasan saham milik HIN di WR sebesar 22,57% atau senilai Rp1.214.750.000.000 kepada WIKA sehingga mengakibatkan penambahan kepemilikan saham WIKA di WR yang semula 72,51% menjadi 95,08%. Lebih lanjut Mahendra memaparkan pada tanggal 25 Juni 2024 WIKA , WR, HIN, HIPRO dan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) (INJOURNEY) telah menandatangani Perjanjian Pengalihan Saham Bersyaratsebagai komitmen final atas skema dan nilai transaksi debt to asset swap dan share swap. Transaksi merupakan transaksi afiliasi sesuai regulasi OJK dalam POJK 42/2020 karena WIKA merupakan pemegang saham WR sebesar 72,51% selanjutnya berdasarkan hubungan kepengurusan, anggota Direksi WR dan Komisaris Utama WR merupakan pegawai Perseroan. Selain itu, WIKA dengan salah satu pemegang saham WR lainnya yaitu HIN memiliki hubungan afiliasi dikarenakan secara langsung/tidak langsung dikendalikan oleh pemegang saham utama yang sama dalam hal ini Pemerintah Republik Indonesia. "Transaksi dilakukan sebagai upaya WIKA untuk memperbaiki Kinerja keuangan WR. Dengan dilakukannya Transaksi maka akan meningkatkan laba, likuiditas dan menurunkan solvabilitas WR yang dapat memberikan nilai tambah bagi Perseroan serta mendukung program akselerasi industri pariwisata dan perhotelan Indonesia sehingga akan memberikan reputasi positif sebagai BUMN yang terus berkembang,"tuturnya. Dalam penuturannya Mahendra menambahkan nilai transaksi ini sebesar 12,69% dengan nilai ekuitas WIKA serta tidak lebih dari 20% sehingga bukan merupakan transaksi material sesuai regulasi OJK dalam POJK 17/2020. (end)
