2025-07-15 07:09:19 | category : BIS | company id : EKOM
19525708 IQPlus, (15/7) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan di wilayah Bali dan Nusa Tenggara tetap memperkuat permodalan dan menjaga cakupan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), meski kinerja per Mei 2025 masih tumbuh positif. "Ke depan tetap perlu diperhatikan risiko perbankan utamanya risiko pasar dan dampaknya pada risiko likuiditas," kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu, di Denpasar, Senin. Alasannya, sentimen suku bunga global yang masih tetap tinggi serta potensi peningkatan risiko kredit akibat sentimen negatif yang berasal baik dari dalam maupun luar negeri. Selain CKPN, regulator jasa keuangan itu juga meminta perbankan di tiga provinsi tersebut untuk menjaga penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) secara memadai. OJK Bali yang bertindak selaku Koordinator Wilayah Bali dan Nusa Tenggara itu juga meminta perbankan secara rutin melakukan pengukuran kemampuan permodalannya dalam menyerap potensi risiko. Regulator lembaga jasa keuangan itu mencatat industri jasa keuangan di Bali dan Nusa Tenggara tetap memiliki daya tahan dan terjaga stabil di tengah melemahnya perekonomian global, yang didukung oleh permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga. Kinerja intermediasi bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPR) di wilayah Bali dan Nusa Tenggara posisi Mei 2025 menunjukkan daya tahan yang solid. Penyaluran kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), kata dia lagi, mengalami pertumbuhan dari periode sebelumnya. Kredit perbankan di wilayah Bali dan Nusa Tenggara menembus Rp236,53 triliun per Mei 2025 atau tumbuh 7,74 persen dibandingkan periode sama 2024 mencapai Rp218 triliun. (end/ant)