2024-07-15 09:27:16 | category : BIS | company id : COMD
19633824 IQPlus, (15/7) - Harga minyak anjlok untuk hari kedua pada hari Senin karena dolar menguat di tengah ketidakpastian politik di AS menyusul serangan terhadap kandidat presiden AS Donald Trump sementara investor mengamati kemajuan pembicaraan untuk gencatan senjata Gaza. Minyak mentah Brent berjangka turun 55 sen, atau 0,7 persen, menjadi US$84,48 per barel pada pukul 01.09 GMT setelah turun 37 sen pada hari Jumat. Minyak mentah West Texas Intermediate AS berada pada US$81,65 per barel, turun 56 sen, atau 0,7 persen. Dolar menguat pada hari Senin sementara obligasi berjangka AS merosot karena investor bertaruh bahwa serangan terhadap Trump membuat kemenangannya dalam pemilihan presiden mendatang lebih mungkin terjadi. "(Dolar AS) diharapkan akan diuntungkan oleh upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Trump karena meningkatkan peluang pemilihannya kembali," kata analis pasar IG Tony Sycamore. Dolar yang lebih kuat cenderung menurunkan harga minyak karena pembeli yang menggunakan mata uang lain harus membayar lebih untuk minyak mentah berdenominasi dolar. Minggu lalu, Brent turun lebih dari 1,7 persen setelah empat minggu naik sementara WTI berjangka turun 1,1 persen karena permintaan minyak yang lemah di Tiongkok, importir utama dunia, mengimbangi konsumsi musim panas yang kuat di AS. Impor minyak mentah Tiongkok turun 2,3 persen pada paruh pertama tahun ini menjadi 11,05 juta barel per hari di tengah permintaan bahan bakar yang mengecewakan dan karena penyuling independen mengurangi produksi karena margin keuntungan yang lemah. Negara tersebut diperkirakan akan merilis data pada hari Senin yang menunjukkan bahwa ekonominya kemungkinan melambat pada kuartal kedua karena penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakamanan pekerjaan membebani permintaan domestik, sehingga tetap ada harapan bahwa Beijing perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus. (end/Reuters)
