2024-07-18 10:17:51 | category : BIS | company id : INEW
19937013 IQPlus, (18/7) - Inflasi Inggris sedikit turun dibandingkan dengan perkiraan dan bertahan pada angka dua persen pada Juni. Sementara tekanan harga yang kuat mendorong investor untuk mengurangi spekulasi bahwa Bank of England akan menurunkan suku bunga dalam waktu dua minggu untuk pertama kalinya sejak 2020. Kenaikan harga hotel .pada bulan ketika bintang pop AS Taylor Swift dan artis lainnya melakukan tur ke Inggris. ikut menjadi penyebab angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, yang menggarisbawahi kekhawatiran BOE terhadap harga jasa. Mengutip The Business Times, Kamis, 18 Juli 2024, inflasi utama di Inggris yang pernah mencapai angka tertinggi kini lebih rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat dan kawasan Euro setelah lonjakan harga makanan dan energi di masa lalu tidak termasuk dalam angka tersebut. Namun inflasi inti lebih tinggi dan BoE sepertinya tidak akan terlalu terhibur dengan angka-angka terbaru tersebut. "Jika penurunan suku bunga pada Agustus hanya bersifat .touch and go. sebelum data ini dirilis maka hal tersebut akan menjadi lebih buruk lagi sekarang," kata Cathal Kennedy, ekonom senior Inggris di RBC Capital Markets. Ekonom yang disurvei oleh Reuters sebagian besar memperkirakan inflasi harga konsumen utama akan turun menjadi 1,9 persen dalam 12 bulan hingga Juni, memperpanjang penurunannya dari puncaknya sebesar 11,1 persen pada Oktober 2022. Inflasi untuk jasa adalah 5,7 persen, kata Kantor Statistik Nasional, tidak berubah dari Mei. Jajak pendapat Reuters menunjukkan kenaikan yang sedikit lebih lemah yaitu 5,6 persen. Investor mengurangi taruhan terhadap penurunan suku bunga BoE pada 1 Agustus, tanggal pengumuman kebijakan moneter berikutnya, menjadi sekitar 35 persen, turun dari di bawah 50 persen sebelum data tersebut dirilis. Pound mencapai titik tertingginya selama hampir dua tahun terhadap euro dan sekitar satu tahun terhadap dolar AS, naik di atas US$1,30. (end/ba)
