2024-11-04 10:05:16 | category : BIS | company id : INEW
30836220 IQPlus, (4/11) - Ekonomi global menghadapi tindakan penyeimbangan yang rumit pada 2025, karena negara-negara berupaya mengurangi dukungan publik sambil meningkatkan pertumbuhan sektor swasta. Meskipun pertumbuhan di AS melambat, diproyeksikan sebesar 1,7 persen, namun pertumbuhan global yang tangguh sebesar 2,8 persen diantisipasi. Hal itu didorong oleh upaya stimulus Tiongkok dan manfaat dari siklus pemangkasan suku bunga yang diharapkan oleh Federal Reserve AS. Kepala Ekonom Allianz Ludovic Subran menyoroti pemilihan presiden AS akan menjadi pengaruh penting pada inflasi, pertumbuhan, dan perdagangan. Mengutip The Business Times, Senin, 4 November 2024, kemenangan Kamala Harris dapat memicu kekhawatiran resesi dengan pajak yang lebih tinggi dan potensi kehilangan pekerjaan. "Akan ada kekhawatiran yang lebih besar terhadap resesi, dengan risiko pendaratan yang tidak terkendali, peningkatan pengangguran, serta meningkatnya kekhawatiran tentang bagaimana warga Amerika akan menghadapi pajak yang lebih tinggi terkait investasi mereka, terutama di bidang transisi hijau dan bidang digital," katanya. Jika mantan Presiden AS Donald Trump menang, inflasi dapat melonjak hampir satu setengah poin, karena tarif dan deportasi yang telah dijanjikannya. Dalam hal siklus pemotongan suku bunga, Fed memiliki lebih banyak ruang untuk bermanuver di bawah kepemimpinan Harris. The Fed diperkirakan terus memangkas suku bunga sebesar 100 hingga 150 basis poin antara Januari dan September di tahun depan, yang mengarah ke suku bunga acuan sekitar tiga persen, dalam apa yang dikenal sebagai siklus pelonggaran yang teratur, kata Subran. Namun, jika terjadi kebangkitan inflasi yang sebagian besar didorong oleh kebijakan Trump, The Fed akan terhenti di tengah siklus pelonggarannya, yang memengaruhi volatilitas pasar, pasar perumahan, dan kualitas kredit secara keseluruhan. (end/ba)