2024-11-04 10:52:03 | category : BIS | company id : INEW
30839084 IQPlus, (4/11) - Bank of Japan (BOJ) menyebutkan upah minimum Jepang yang meningkat kemungkinan mendorong inflasi terutama melalui harga jasa yang lebih tinggi. Kondisi itu menandakan keyakinan atas prospek bahwa inflasi akan secara berkelanjutan mencapai target inflasi 2 persen. Peningkatan upah yang berkelanjutan dan meluas merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan BOJ dalam menaikkan suku bunga dari level mendekati nol saat ini. Upah minimum rata-rata akan naik mencapai rekor 5,1 persen dalam tahun fiskal hingga akhir Maret 2025, dengan kenaikan yang sangat besar untuk area-area yang levelnya tetap rendah, kata BOJ dalam versi lengkap laporan prospek triwulanannya. "Jika upah minimum Jepang terus meningkat, itu kemungkinan akan mendorong kenaikan harga terutama untuk jasa," kata BOJ, dikutip dari The Business Times, Senin, 4 November 2024. Perkiraan menunjukkan bahwa kenaikan upah minimum sebesar 1 persen akan mendorong kenaikan harga jasa, sebagaimana diukur dengan indeks harga konsumen, sebesar 0,07 poin persentase, kata BOJ dalam laporan tersebut. Analisis deflator produk domestik bruto (PDB) Jepang, yang mengukur perubahan harga barang dan jasa, juga menunjukkan pendorong utama inflasi telah bergeser dari laba unit ke biaya tenaga kerja per unit sejak 2024, katanya. Temuan tersebut menunjukkan inflasi Jepang lebih didorong oleh kenaikan biaya tenaga kerja daripada oleh kenaikan biaya bahan baku. BOJ mengakhiri suku bunga negatif pada Maret dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,25 persen pada Juli dengan pandangan Jepang membuat kemajuan menuju pencapaian target inflasi 2 persen secara berkelanjutan. Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan kenaikan inflasi harus didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan pertumbuhan upah yang solid agar bank sentral dapat terus menaikkan suku bunga. (end/ba)