2024-11-05 15:40:00 | category : BIS | company id : EKOM
30956345 IQPlus, (5/11) - Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, pemerintah perlu untuk mendorong pertumbuhan industri pengolahan agar target pertumbuhan ekonomi 8 persen Pemerintahan Prabowo-Gibran dapat tercapai. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2024 yang sebesar 4,95 persen (yoy) banyak ditopang oleh industri pengolahan yang tumbuh 4,72 persen (yoy) dan memiliki distribusi terhadap PDB sebesar 19,02 persen. "Jika kita lihat dari sektor lapangan usaha meskipun industri pengolahan itu dapat tumbuh 4,72 persen secara tahunan, namun jika dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 5,20 persen, maka ini tentu perlu menjadi perhatian tersendiri pemerintah. Hal ini karena industri pengolahan merupakan salah satu mesin perekonomian, dan ketika industri ini mengalami perlambatan pertumbuhan maka dia juga akan ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan," kata Yusuf di Jakarta, Selasa. Ia menilai apabila Presiden Prabowo membidik pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka ke depan industri pengolahan harus didorong lebih tinggi. Menanggapi rilis data BPS soal pertumbuhan ekonomi Indonesia, Yusuf mengatakan bahwa terjadi tren perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024. Pada kuartal I 2024, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen (yoy), kemudian pada kuartal II 2024 sebesar 5,05 persen (yoy), dan kuartal III tercatat 4,95 persen (yoy). "Perlu digarisbawahi jika melihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi di kuartal III, ada perlambatan pertumbuhan ekonomi secara tahunan mulai dari kuartal pertama, hingga kuartal ketiga," ujarnya. (end/ant)