2025-11-14 10:15:48 | category : BIS | company id : COMD
31736935 IQPlus, (14/11) - Harga minyak naik lebih dari 2% pada hari Jumat setelah serangan pesawat nirawak Ukraina merusak depot minyak di pelabuhan Laut Hitam Rusia, Novorossiysk. Harga minyak mentah berjangka Brent naik $1,34, atau 2,13%, menjadi $64,35 per barel pada pukul 02.27 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik $1,40, atau 2,39%, menjadi $60,09 per barel. Markas besar operasional wilayah Krasnodar, menulis di Telegram, mengatakan pecahan pesawat tak berawak menghantam tiga apartemen dan sebuah depot minyak di kompleks trans-pengiriman serta bangunan pesisir. Kedua harga acuan minyak bertahan stabil pada hari Kamis karena kekhawatiran akan sanksi yang akan datang terhadap minyak Rusia mengimbangi kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global yang telah mendorong harga kontrak turun lebih dari $2 per barel pada sesi sebelumnya. AS menjatuhkan sanksi kepada perusahaan minyak Rusia, Lukoil dan Rosneft sebagai bagian dari upaya untuk membawa Kremlin ke perundingan damai terkait Ukraina. Sanksi tersebut melarang transaksi dengan perusahaan-perusahaan Rusia setelah 21 November. Sekitar 1,4 juta barel minyak Rusia per hari, atau hampir sepertiga dari potensi ekspor laut negara itu, ditambahkan ke minyak yang disimpan di kapal tanker karena proses bongkar muat melambat akibat sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil , menurut JPMorgan pada hari Kamis. Bank tersebut juga menyatakan bahwa setelah batas waktu penerimaan minyak yang dipasok oleh perusahaan-perusahaan yang terkena sanksi pada 21 November, proses bongkar muat kargo dapat menjadi jauh lebih menantang. Harga minyak berjangka Brent dan WTI turun lebih dari $2 per barel pada hari Rabu setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyatakan bahwa pasokan minyak global akan sedikit melebihi permintaan pada tahun 2026, sebuah pergeseran dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan defisit. Setelah penurunan harga pada hari Rabu melepaskan sentimen bearish yang terpendam, pasar menjadi stabil untuk menilai kembali prospek minyak mentah, ungkap Haitong Securities dalam sebuah laporan. Badan Informasi Energi AS (EIA) pada hari Kamis melaporkan kenaikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan pekan lalu, sementara persediaan bensin dan sulingan turun lebih rendah dari perkiraan. Persediaan minyak mentah naik 6,4 juta barel menjadi 427,6 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 7 November, menurut EIA, dibandingkan dengan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan sebesar 1,96 juta barel. (end/Reuters)