2024-11-13 14:38:48 | category : BIS | company id : INEW
31752696 IQPlus, (13/11) - Jepang telah mengumumkan rencana baru untuk merevitalisasi industri semikonduktor dan kecerdasan buatan negara itu sembari berupaya mendapatkan kembali kepemimpinannya dalam bidang chip. Proposal tersebut akan memberikan dukungan senilai 10 triliun yen ($65 miliar) atau lebih pada tahun fiskal 2030, Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengatakan awal minggu ini. "Kami akan merumuskan kerangka bantuan baru untuk menarik lebih dari 50 triliun yen dalam investasi publik dan swasta selama 10 tahun ke depan," kata Ishiba, seraya menambahkan bahwa hal itu akan menjadi bagian dari upaya "revitalisasi" yang lebih luas di Jepang. Rencana tersebut akan menjadi bagian dari paket ekonomi komprehensif yang akan diselesaikan pada bulan November dan akan dibiayai melalui subsidi, investasi lembaga pemerintah, dan jaminan utang, menurut media lokal. Langkah tersebut dilakukan di tengah upaya yang lebih luas oleh Jepang untuk memperkuat dan mendiversifikasi rantai pasokan semikonduktornya, dengan pemerintah yang bertujuan untuk melipatgandakan penjualan chip yang diproduksi di dalam negeri menjadi lebih dari 15 triliun yen pada tahun 2030. Salah satu penerima manfaat dari pendanaan yang diumumkan pada hari Senin adalah Rapidus yang berbasis di Jepang, sebuah usaha patungan chip yang didukung negara yang menjadi inti dari upaya revitalisasi chip negara tersebut. Didirikan pada tahun 2022 oleh pemerintah Jepang, Rapidus mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan Jepang.termasuk Toyota Motor dan Sony Group.dan bekerja sama dengan raksasa teknologi AS, IBM. Perusahaan tersebut telah menerima lebih dari $2 miliar dalam bentuk dukungan pemerintah karena bertujuan untuk memproduksi massal chip logika 2-nanometer yang canggih pada tahun 2027. Chip logika digunakan untuk memproses informasi dan menyelesaikan tugas dalam perangkat elektronik. Chip logika yang paling canggih digunakan dalam teknologi seperti kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan pembelajaran mesin. Ketua Rapidus, Tetsuro Higashi, dilaporkan menyebut perusahaan tersebut sebagai "kesempatan terakhir" Jepang untuk mendapatkan kembali posisi semikonduktor terdepan di panggung global karena berupaya mengejar ketertinggalan dari para pemimpin seperti Taiwan dan Korea Selatan. Pada tahun 1980-an, Jepang merupakan pemain chip yang dominan di dunia dan menguasai lebih dari separuh pasar semikonduktor global. Namun, negara tersebut mulai kehilangan keunggulannya dengan munculnya pesaing asing seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., yang kini menjadi produsen chip kontrak yang dominan di dunia, dan Samsung dari Korea Selatan. Baik Samsung maupun TSMC telah menyusun rencana untuk memulai produksi komersial chip 2 nanometer pada tahun 2025. Sementara itu, AS telah menjadi pemain kunci dalam desain chip, dengan perusahaan seperti Intel dan Micron, sementara Belanda membuat peralatan pembuatan chip tercanggih di dunia melalui perusahaannya ASML. (end/CNBC)