2024-11-14 10:46:13 | category : BIS | company id : INEW
31838607 IQPlus, (14/11) - Menteri Keuangan Thailand Pichai Chunhavajira mengatakan Thailand menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5 persen pada 2025 setelah pertumbuhan 2,7 persen yang terlihat tahun ini. Kemudian pemerintah akan segera mempertimbangkan lebih banyak langkah stimulus dan peluncuran tahap kedua dari skema bantuan senilai US$14 miliar. Ia menambahkan pertumbuhan ekonomi melambat karena rendahnya investasi dan lapangan kerja serta tingginya utang rumah tangga dan masalah bagi bisnis yang lebih kecil. Hal itu dikatakan Pichai Chunhavajira dalam sebuah forum bisnis. Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara itu hanya tumbuh 1,9 persen tahun lalu, dengan rasio utang rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 89,6 persen pada akhir Juni, salah satu tingkat tertinggi di Asia. "Masalah struktural Thailand berarti tidak ada investasi dalam teknologi baru. Kebijakan fiskal dan moneter harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah," katanya, dikutip dari The Business Times, Kamis, 14 November 2024. Dirinya menambahkan ruang fiskal terbatas karena utang publik meningkat. Utang publik terhadap PDB adalah 63,28 persen pada September, dan Pichai mengatakan pemerintah akan memastikan utang tersebut tidak akan melebihi batas 70 persen. Setelah lama menolak tekanan pemerintah untuk melonggarkan kebijakan guna mendorong pertumbuhan, bank sentral secara tak terduga memangkas suku bunga acuan seperempat poin menjadi 2,25 persen bulan lalu, penurunan pertama sejak 2020. Tinjauan kebijakan berikutnya akan dilakukan pada 18 Desember. Bulan lalu, pemerintah sepakat dengan bank sentral untuk mempertahankan target inflasi 1-3 persen saat ini untuk 2025, sebagai imbalan atas jaminan dukungan untuk kebijakan fiskalnya. (end/ba)