2024-11-14 14:26:29 | category : BIS | company id : DRMA
31851923 IQPlus, (14/11) - Perusahaan manufaktur komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) tengah melakukan persiapan untuk mengincar peluang industri electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik pada tahun 2025 mendatang. DRMA mengembangkan .Dharma Connect,. yaitu ekosistem kolaboratif yang mendorong pengembangan kendaraan listrik, yang terbagi dalam lima segmen yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion). "Sejauh ini DRMA telah menunjukkan kemampuan dalam mengelola sumber daya secara optimal dan efisien, sehingga peningkatan yang dicapai mampu melampaui pertumbuhan industri. Oleh karenanya, mempertahankan kinerja yang baik di kuartal IV tahun ini, sembari menyiapkan diri untuk menyongsong tahun 2025 merupakan langkah bijaksana pilihan kami," ujar Presiden Direktur DRMA Irianto Santoso sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Kamis. Irianto menjelaskan, perseroan melihat aturan pemerintah mengenai syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) telah menghadirkan peluang besar untuk pertumbuhan bisnis perseroan ke depan. "DRMA bertekad untuk meningkatkan kemampuan engineering dalam mengembangkan produk-produk yang belum memenuhi syarat minimal persentase TKDN," ujar Irianto. Upaya tersebut seiring Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartanto yang mengusulkan untuk melanjutkan beberapa insentif prioritas pada 2025, salah satunya insentif PPN 1 persen untuk mobil listrik. Dalam insentif itu, kendaraan listrik harus diproduksi langsung di Indonesia dengan persentase TKDN minimal 40 persen, sehingga menjadi peluang besar untuk pertumbuhan bisnis perseroan ke depan Selain itu, Irianto menjelaskan bahwa penggunaan sepeda motor listrik di Indonesia terus menunjukkan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Kementerian Perindustrian mencatat sebanyak 172 ribu unit kendaraan motor listrik telah melintasi jalanan di Indonesia pada 2024, atau naik 48 persen year on year (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 116 ribu unit. (end/ant)