2024-11-15 13:22:53 | category : BIS | company id : INEW
31948116 IQPlus, (15/11) - Ekonomi Malaysia tumbuh 5,3 persen pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, sesuai dengan perkiraan dan estimasi awal resmi, kata pemerintah dan bank sentral pada hari Jumat. Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto tahunan sebesar 5,3 persen pada periode Juli hingga September, turun dari 5,9 persen pada kuartal sebelumnya. Prakiraan jajak pendapat tersebut sesuai dengan estimasi awal pemerintah yang dirilis bulan lalu. Secara terpisah, Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) tidak memperkirakan dampak signifikan dari perubahan kebijakan perdagangan AS selama masa jabatan kedua Donald Trump sebagai presiden AS, kantor berita pemerintah Bernama melaporkan pernyataan pejabat tinggi regulator tersebut. Meskipun masih terlalu dini untuk menilai dampak kebijakan Trump, sektor ini sering kali menghadapi perubahan tarif seperti kenaikan bea masuk sebesar 20 persen baru-baru ini oleh pembeli utama India, kata direktur jenderal MPOB Ahmad Parveez Ghulam Kadir pada hari Kamis. "Jika tarif meningkat, dampak negatifnya akan lebih terasa di negara pengimpor, karena hanya ada sedikit alternatif minyak sawit, selain minyak yang diproduksi di dalam negeri seperti kacang kedelai," katanya. "Minyak kelapa sawit yang masuk ke pasar seperti AS utamanya untuk keperluan industri, yang tidak dapat digantikan oleh minyak kedelai. Jika tarif dinaikkan, ekspor minyak kelapa sawit ke AS akan menurun, yang menyebabkan biaya lebih tinggi bagi konsumennya," katanya. Menurut Dewan Minyak Kelapa Sawit Malaysia, ekspor minyak kelapa sawit ke AS mencapai 117.523 ton pada tahun 2023, menempati peringkat ke-30 di antara pasar ekspor Malaysia. Data MPOB menunjukkan Malaysia mengekspor total 15,13 juta ton minyak kelapa sawit pada tahun 2023. (end/Reuters)