2024-11-18 16:44:30 | category : BIS | company id : INEW
32260067 IQPlus, (18/11) - Pertumbuhan produksi pabrik Tiongkok melambat pada Oktober, dan masih terlalu dini untuk menyebut sektor properti yang dilanda krisis akan berubah meskipun konsumen mulai bersemangat. Artinya tetap ada seruan bagi Beijing untuk menambah stimulus terbarunya guna merevitalisasi ekonomi. Lonjakan data kemungkinan terus menekan para pembuat kebijakan Tiongkok saat mereka bersiap menyambut kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih, yang telah berjanji untuk menaikkan tarif barang-barang Tiongkok dan menunjuk sejumlah pejabat Tiongkok yang agresif dalam kabinetnya, yang merupakan pertanda buruk bagi ekonomi terbesar kedua di dunia. Mengutip The Business Times, Senin, 18 November 2024, produksi industri Oktober tumbuh 5,3 persen dari tahun sebelumnya, menurut data Biro Statistik Nasional (NBS), melambat dari laju 5,4 persen pada September dan meleset dari ekspektasi kenaikan 5,6 persen dalam jajak pendapat Reuters. Namun, penjualan ritel, yang merupakan tolok ukur konsumsi, naik 4,8 persen pada bulan Oktober, meningkat dari laju 3,2 persen pada bulan September dan menandai pertumbuhan tercepat sejak Februari. Pertumbuhan ritel didorong oleh liburan selama seminggu dan festival belanja tahunan Singles. Day, yang dimulai pada tanggal 14 Oktober, 10 hari lebih awal dari tahun lalu. Penyedia data Syntun memperkirakan penjualan di seluruh platform e-commerce utama naik 26,6 persen menjadi 1,44 triliun yuan (S$267,2 miliar) selama acara Singles Day. "Ekonomi Tiongkok membaik lebih jauh pada awal Q4, berkat belanja konsumen yang lebih kuat dari perkiraan," kata Ekonom Tiongkok Capital Economists Zichun Huang. "Kami pikir belanja fiskal yang lebih cepat akan mendukung peningkatan siklus aktivitas yang berkelanjutan selama beberapa bulan mendatang. Namun kemenangan Trump membayangi prospek ke depannya," pungkasnya. (end/ba)