2024-11-20 08:00:56 | category : BIS | company id : INEW
32428823 IQPlus, (20/11) - Ekspor Jepang membukukan kenaikan 3,1% pada bulan Oktober dibandingkan dengan tahun lalu, bangkit dari penurunan pada bulan September yang menandai level terendah dalam 43 bulan. Peningkatan tersebut melampaui ekspektasi kenaikan 2,2% dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan merupakan pembalikan dari penurunan 1,7% pada bulan September. Data pemerintah menunjukkan bahwa ekspor Jepang meningkat paling banyak ke kawasan Timur Tengah, mencatat kenaikan 35,4%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Impor ke ekonomi terbesar kedua di Asia berdasarkan PDB naik 0,4%, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 0,3% dari jajak pendapat Reuters. Dengan demikian, defisit perdagangan Jepang meningkat menjadi 461,2 miliar yen ($2,98 miliar), lebih besar dari ekspektasi jajak pendapat Reuters sebesar 360,4 miliar dan dibandingkan dengan angka revisi September sebesar 294,1 miliar yen. Dalam catatan 19 November, Daniel Hurley, yang merupakan spesialis portofolio ekuitas global di T. Rowe Price, mengatakan bahwa area utama yang harus dipantau untuk ekuitas Jepang adalah rencana Presiden terpilih AS Donald Trump untuk tarif dan hubungan perdagangan dengan mitra. Tarif jelas merupakan risiko terbesar bagi ekonomi terbuka dan ekspor seperti Jepang, katanya, sembari juga menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki hubungan yang sangat dekat dengan AS, dan khususnya Trump. Ia menambahkan: .Setiap peningkatan ketegangan antara AS dan Tiongkok terkait tarif dan perdagangan kemungkinan akan membebani perdagangan global dan pertumbuhan global. Jepang, sebagai ekonomi terbuka dan siklus, akan terdampak oleh setiap kemerosotan dalam perdagangan global dan ekonomi global.. (end/CNBC)