2025-11-27 13:41:36 | category : BIS | company id : INEW
33049281 IQPlus, (27/11) - PRESIDEN AS Donald Trump menasihati Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi untuk tidak memprovokasi Tiongkok terkait kedaulatan Taiwan, Wall Street Journal melaporkan pada hari Kamis, setelah pertikaian diplomatik antara Tokyo dan Beijing. Perselisihan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di Asia ini dimulai setelah Takaichi mengatakan bahwa Tokyo dapat melakukan intervensi militer dalam setiap serangan terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut, yang diklaim Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam panggilan telepon dengan Trump pada hari Senin, pemimpin Tiongkok Xi Jinping menekankan hal ini, dengan mengatakan bahwa pengembalian Taiwan merupakan "bagian integral dari tatanan internasional pascaperang", menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok. Tak lama kemudian, "Trump menjadwalkan panggilan telepon dengan Takaichi dan menasihatinya untuk tidak memprovokasi Beijing terkait masalah kedaulatan pulau itu", lapor WSJ, mengutip pejabat Jepang dan seorang warga Amerika yang diberi pengarahan terkait panggilan telepon tersebut. "Saran dari Trump sangat halus, dan dia tidak menekan Takaichi untuk menarik kembali komentarnya," tambah laporan WSJ. Seorang juru bicara kantor Takaichi menolak berkomentar ketika dihubungi AFP. Beijing, yang mengancam akan menggunakan kekuatan untuk merebut Taiwan, menanggapi komentar Takaichi dengan marah, memanggil duta besar Tokyo, dan menyarankan warga negara Tiongkok untuk tidak bepergian ke Jepang. Pada hari Rabu, Kedutaan Besar Tiongkok di Jepang kembali memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati, dengan mengatakan telah terjadi lonjakan kejahatan dan bahwa warga negara Tiongkok telah melaporkan "dihina, dipukuli, dan dilukai tanpa alasan". Kementerian Luar Negeri Jepang membantah adanya peningkatan kejahatan, mengutip data dari Badan Kepolisian Nasional yang menunjukkan bahwa dari Januari hingga Oktober tahun ini, jumlah pembunuhan telah berkurang setengahnya dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Dalam laporannya tentang panggilan telepon dengan Trump, Takaichi mengatakan mereka membahas percakapan presiden AS dengan Xi, serta hubungan bilateral. "Presiden Trump mengatakan kami adalah teman yang sangat dekat, dan beliau menawarkan agar saya bebas menghubunginya kapan saja," ujarnya. Namun, menurut WSJ, "para pejabat Jepang mengatakan pesan tersebut mengkhawatirkan". "Presiden tidak ingin ketegangan terkait Taiwan membahayakan detente yang dicapai bulan lalu dengan Xi, yang mencakup janji untuk membeli lebih banyak produk pertanian dari petani Amerika yang terdampak parah oleh perang dagang." (end/AFP)