2024-11-29 16:26:19 | category : BIS | company id : INEW
33358878 IQPlus, (29/11) - Pemerintah Jepang telah merampungkan anggaran tambahan sebesar US$92 miliar pada hari Jumat untuk melindungi rumah tangga dari kenaikan biaya hidup, yang dapat menopang konsumsi tetapi juga memperburuk keuangan publik yang sudah terbebani. Paket belanja senilai US$92,4 miliar, yang mencakup bantuan untuk rumah tangga berpendapatan rendah dan dana untuk memperpanjang subsidi bahan bakar, mengikuti serangkaian langkah stimulus yang diterapkan sejak pandemi Covid-19. Paket ini juga membuat tumpukan utang Jepang, yang sudah dua kali lipat dari ekonominya, tetap tinggi pada saat Bank of Japan mengurangi kebijakan moneter yang sangat longgar selama satu dekade yang telah membuat biaya pinjaman mendekati nol. Selain pembayaran kepada rumah tangga berpendapatan rendah dan mereka yang memiliki anak, pemerintah akan melanjutkan subsidi untuk menekan tagihan listrik mulai Januari hingga Maret 2025, memperpanjang subsidi bahan bakar, dan meningkatkan pengeluaran untuk bantuan bencana. Pemerintah juga akan memberikan bantuan untuk meningkatkan industri chip dan kecerdasan buatan Jepang. Analis di Mizuho Research & Technologies memperkirakan paket belanja Ishiba akan meningkatkan produk domestik bruto Jepang sebesar 0,1 persen poin pada tahun fiskal 2024 dan sebesar 0,6 persen poin pada tahun 2025, terutama melalui peningkatan konsumsi dan belanja pekerjaan umum. Namun, mereka meragukan kelayakan penggunaan belanja besar ketika inflasi meningkat dan kendala pasokan seperti kekurangan tenaga kerja, alih-alih permintaan yang lemah, membebani pertumbuhan. "Mengingat posisi politik koalisi minoritas yang tidak stabil, ada kemungkinan besar pengeluaran fiskal akan terus meningkat. Itu merupakan sumber ketidakpastian yang besar bagi Jepang," tulis mereka dalam sebuah catatan penelitian. (end/Reuters)