2025-12-04 15:41:34 | category : BIS | company id : PGEO
33756481 IQPlus, (4/12) - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) memperkuat posisinya sebagai pemimpin pengembangan energi bersih nasional melalui penetapan empat proyek strategis panas bumi dalam Blue Book 2025-2029 oleh Kementerian PPN/Bappenas. Penetapan ini merupakan hasil pengajuan resmi PGE melalui PT Pertamina (Persero) dan menjadi tonggak penting dalam pengembangan potensi panas bumi sebagai pilar utama transisi energi nasional. Empat proyek PGE yang tercantum dalam Blue Book tersebut meliputi Lumut Balai Unit 3, Lumut Balai Unit 4, Gunung Tiga/Ulubelu Extension I, serta Lahendong Unit 7-8 & Binary. Total nilai investasi dari keempat proyek ini mencapai lebih dari USD 1,09 miliar. Realisasi proyek diproyeksikan menambah 215 MW kapasitas listrik rendah emisi yang direncanakan beroperasi bertahap mulai 2029 hingga 2032, sekaligus mempertegas komitmen perseroan dalam mewujudkan pengembangan 3 GW kapasitas panas bumi. Keempat proyek tersebut berpotensi memperoleh pendanaan luar negeri melalui skema indicative concessional loan dengan nilai mencapai USD 613 juta yang diperkirakan berasal dari sejumlah lembaga multilateral seperti World Bank, ADB, JBIC, maupun JICA. Direktur Eksplorasi & Pengembangan PGE, Edwil Suzandi, menyampaikan bahwa pendanaan ini merupakan langkah konkret perusahaan dalam mendukung percepatan transisi energi sekaligus memperkuat kontribusi terhadap ketahanan energi nasional. Pengembangan proyek disebutnya tidak hanya meningkatkan porsi energi terbarukan, tetapi juga memberikan multiplier effects bagi masyarakat sekitar, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga pertumbuhan aktivitas ekonomi lokal. Setiap proyek memiliki karakteristik dan peran strategis tersendiri. Lumut Balai Unit 3 (Capex USD 305 juta) dan Lumut Balai Unit 4 (Capex USD 290 juta) memperkuat klaster panas bumi di Sumatera Selatan. Sementara itu, Gunung Tiga/Ulubelu Extension I (Capex USD 227 juta) akan menambah pasokan listrik bersih di Lampung melalui penerapan teknologi two-phase binary. Di Sulawesi Utara, proyek Lahendong Unit 7-8 & Binary (Capex USD 274 juta) memperluas pengembangan panas bumi di salah satu wilayah dengan potensi geothermal terbesar di Indonesia. Selain memperkaya bauran energi terbarukan nasional, proyek-proyek ini menciptakan dampak ekonomi signifikan melalui skema Subsidiary Loan Agreement (SLA) mekanisme pinjaman terusan berbiaya rendah dan berjangka panjang dari lembaga multilateral kepada pemerintah. Skema ini berpotensi meningkatkan Internal Rate of Return (IRR) proyek sebesar 1-3%, sehingga memperkuat kelayakan investasi jangka panjang perseroan. Selanjutnya, PGE akan memasuki proses negosiasi dengan lembaga multilateral untuk memperoleh persyaratan pendanaan paling optimal, termasuk struktur pembiayaan, tingkat suku bunga, tenor, serta persyaratan teknis dan lingkungan. Langkah ini diharapkan mempercepat realisasi pembangunan proyek secara efektif dan berkelanjutan. Tidak berhenti pada pencantuman dalam Blue Book, PGE kini menyiapkan readiness criteria sebagai syarat masuk ke Green Book yang membuka akses penuh pendanaan luar negeri. Proses ini dilakukan bersama PT Pertamina (Persero), Kementerian PPN/Bappenas, dan Kementerian Keuangan untuk memastikan aspek teknis, sosial, lingkungan, dan finansial telah siap sepenuhnya. Dengan masuknya empat proyek strategis ke dalam Blue Book dan langkah lanjutan menuju Green Book, PGE menegaskan komitmennya menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat kekuatan energi hijau dunia. Melalui inovasi teknologi, pemanfaatan panas bumi berkelanjutan, serta kolaborasi lintas pemangku kepentingan, PGE bertekad menghadirkan energi bersih yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekaligus memperkuat perekonomian nasional. (end)