2025-12-05 07:01:38 | category : BIS | company id : COMD
33825287 IQPlus, (5/12) - Harga minyak ditutup menguat pada hari Kamis (4 Desember) didorong oleh ekspektasi investor terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, sementara perundingan damai Ukraina yang terhenti meredam ekspektasi akan tercapainya kesepakatan pemulihan aliran minyak Rusia. Minyak mentah Brent ditutup naik 59 sen AS, atau 0,94 persen, menjadi US$63,26. Minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup naik 72 sen AS, atau 1,22 persen, menjadi US$59,67. Minyak mentah berjangka AS sempat naik lebih dari US$1 per barel di awal sesi karena saham global menguat, didorong oleh ekspektasi bahwa pemangkasan suku bunga AS akan mendukung ekonomi terbesar dunia dan permintaan minyak, setelah data menunjukkan lapangan kerja melambat. Dolar AS melemah, bersiap untuk mencatatkan pelemahan selama 10 hari berturut-turut terhadap sekeranjang mata uang utama, membuat harga minyak mentah lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. "Saya pikir potensi penurunan suku bunga membayangi segalanya saat ini dan mendorong harga minyak mentah naik," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group. Meningkatnya ketegangan antara AS dan Venezuela juga mendukung harga, kata para analis, di tengah kekhawatiran penurunan pasokan minyak mentah dari negara Amerika Selatan tersebut. "Harga minyak mentah acuan dapat terdampak secara signifikan oleh meningkatnya ketegangan militer antara AS dan Venezuela," ujar analis Rystad Energy dalam sebuah catatan pada hari Kamis, yang mencatat bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro, "yang menandakan kemungkinan intervensi AS." (end/Reuters)