2025-12-05 08:13:29 | category : BIS | company id : COMD
33829598 IQPlus, (5/12) - Ekspor kedelai Brasil melonjak 64% pada November dibandingkan tahun lalu menjadi 4,2 juta metrik ton, ungkap pemerintah pada hari Kamis. Pasokan lokal yang baik memungkinkan pengiriman yang lebih besar sebelum Tiongkok, importir terbesar dunia, beralih ke kedelai Amerika Serikat. Ekspor kedelai Brasil biasanya turun menjelang akhir tahun karena negara tersebut mendekati panen baru pada akhir Januari atau awal Februari. Namun, rekor panen pada tahun 2025 menunjukkan masih ada cukup pasokan untuk menjaga penjualan ke luar negeri, ungkap lobi ekspor biji-bijian Anec pada hari Kamis. Anec memproyeksikan pengiriman pada bulan Desember juga akan meningkat tajam, sekitar 90%, menjadi 2,8 juta ton. Kelompok industri ini memperkirakan total ekspor kedelai Brasil akan mencapai 110 juta ton pada tahun 2025, meningkat dari 97,3 juta ton pada tahun 2024. Tiongkok baru-baru ini membeli beberapa kapal kedelai dari AS, dengan pemuatan diperkirakan sudah dilakukan pada bulan Desember. Pembelian Tiongkok ini merupakan bagian dari perjanjian dagangnya dengan AS. Grup tersebut mengurangi proyeksi pengiriman jagungnya sebesar 1 juta ton untuk tahun 2025, menjadi 41 juta ton, dengan alasan permintaan domestik yang semakin tinggi. Industri etanol jagung dan daging Brasil yang sedang berkembang pesat mendorong permintaan internal untuk sereal tersebut, menurut Anec. Pada hari Rabu, sebuah asosiasi yang mewakili pengolah daging babi dan ayam, yang menggunakan jagung sebagai pakan, memproyeksikan peningkatan produksi dan ekspor untuk kedua jenis daging tersebut, yang menunjukkan permintaan yang kuat untuk sereal tersebut. Meskipun mengalami revisi ke bawah, ekspor jagung Brasil masih berpotensi tumbuh pada akhir tahun 2025, mengingat negara tersebut mengekspor 37,8 juta ton pada tahun 2024, menurut data Anec. Pada bulan Desember, pengiriman jagung Brasil diperkirakan mencapai 4,99 juta ton, meningkat hampir 38% dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. (end/Reuters)