2025-12-09 15:57:06 | category : BIS | company id : EKOM
34257411 IQPlus, (9/12) - Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Rizal Edwin Manansang mengatakan sejak 2012 hingga kuartal III 2025, realisasi investasi di KEK mencapai 18,83 miliar dolar AS atau Rp314 triliun. Tahun ini, nilai investasi yang terserap mencapai 3,6 miliar dolar AS atau Rp60 triliun. "Pada tahun ini saja, 2025, KEK menghasilkan investasi Rp3,6 miliar, melampaui target tenaga kerja dengan menciptakan lebih dari 79 ribu lapangan kerja, serta mencapai (nilai) ekspor 5,43 miliar dolar AS. Hal ini menunjukkan kontribusi mereka yang kuat dan konsisten terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Edwin dalam acara Indonesia Special Economic Zone (SEZ) Business Forum di Jakarta, Selasa. Edwin menjelaskan realisasi investasi tersebut tumbuh 29,48 persen dibandingkan kuartal III 2024 yang mencapai Rp242,5 triliun. Sementara, dari sisi serapan tenaga kerja, KEK juga melampaui target. Secara kumulatif, sebanyak 237 ribu pekerjaan baru tercipta sejak berbagai KEK mulai beroperasi. Khusus sepanjang 2025, jumlahnya mencapai 79 ribu lapangan kerja baru, jauh di atas target awal yang dipatok sekitar 45 ribu pekerja. "Kita malah lebih dari target. Kita targetnya 45 ribuan, tapi bisa sampai 79 ribu new jobs," ujar Edwin. Pencapaian tersebut mencerminkan efisiensi operasional KEK, termasuk nilai incremental capital output ratio (ICOR) yang lebih rendah dibandingkan kawasan di luar KEK. Pemerintah menyebut performa ini menegaskan posisi KEK sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan iklim investasi yang lebih kompetitif, didukung insentif fiskal dan nonfiskal, proses perizinan yang lebih ringkas, serta infrastruktur terintegrasi. Adapun saat ini terdapat 25 KEK yang telah ditetapkan pemerintah, terdiri atas 13 KEK industri, 8 KEK jasa pariwisata, 3 KEK digital, dan satu KEK lainnya. Di samping itu, pemerintah juga berencana menambah enam KEK baru pada tahun depan. Dengan tambahan tersebut, maka jumlah KEK di Indonesia akan menjadi 31 kawasan. "Ada yang (lokasi) di Jawa, ada yang di Kalimantan, ada yang di Sulawesi. Sektornya macam-macam. Ada yang mobil listrik, kemudian juga ada yang hilirisasi batu bara, hilirisasi aluminium, kemudian juga ada petrokimia," tambah Edwin. (end/ant)