News

TARIF TAMBAHAN BRICS DITERAPKAN JIKA ADA KEBIJAKAN "ANTI-AMERIKA"

2025-07-08 14:47:35 | category : BIS | company id : INEW

18852954 IQPlus, (8/7) - Pemerintahan Trump tidak akan segera mengenakan tarif baru sebesar 10% terhadap anggota blok negara berkembang BRICS, tetapi akan melanjutkannya jika negara-negara mengambil apa yang disebut sebagai tindakan kebijakan "anti-Amerika", menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut. Presiden Donald Trump mengatakan pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% kepada negara mana pun yang menyelaraskan diri dengan apa yang disebut sebagai "kebijakan anti-Amerika" dari kelompok negara berkembang BRICS, yang memicu penyangkalan tajam dari para anggotanya bahwa mereka berorientasi terhadap Amerika Serikat. "Ada garis yang ditarik. Jika ada kebijakan yang dibuat yang anti-Amerika, maka tarif akan dikenakan," kata sumber tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena tidak berwenang untuk berbicara mengenai masalah tersebut. Tidak ada perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Gedung Putih. Pengumuman Trump, yang disampaikan melalui platform media Truth Social miliknya, muncul saat India, Indonesia, dan negara-negara lain dalam kelompok BRICS sedang merundingkan kesepakatan dagang pada menit-menit terakhir dengan pemerintah AS menjelang batas waktu 9 Juli ketika tarif telah dijadwalkan untuk naik. Tanggal efektif tarif tersebut kini telah ditunda hingga 1 Agustus. Para pakar perdagangan mengatakan ancaman tarif baru itu ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan tekanan pada negara-negara yang berusaha menghindari tarif tinggi yang diusulkan Trump pada bulan April. Banyak anggota BRICS dan negara-negara mitra sangat bergantung pada perdagangan dengan Amerika Serikat. Posting Trump muncul beberapa jam setelah para pemimpin BRICS mengeluarkan pernyataan setebal 31 halaman, yang isinya mengutuk serangan terhadap Gaza dan Iran, menyerukan reformasi terhadap lembaga-lembaga global, dan memperingatkan bahwa tarif sepihak mengancam perdagangan global. KTT BRICS pertama pada tahun 2009 dihadiri oleh para pemimpin dari Brasil, Tiongkok, India, dan Rusia, dengan Afrika Selatan yang bergabung kemudian. Mesir, Ethiopia, Indonesia, Iran, dan Uni Emirat Arab juga diikutsertakan tahun lalu, dan Arab Saudi, meskipun diterima sebagai anggota, berpartisipasi sebagai negara mitra. Negara mitra lainnya termasuk Bolivia, Nigeria, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Uganda. (end/Reuters)



Tanggal Category Headline Details
2025-07-08 14:47:35 BIS TARIF TAMBAHAN BRICS DITERAPKAN JIKA ADA KEBIJAKAN "ANTI-AMERIKA" 18852954 IQPlus, (8/7) - Pemerintahan Trump tidak akan segera mengenakan tarif baru sebesar 10% terhadap anggota blok negara berkembang BRICS, tetap... Readmore
2025-07-08 14:54:54 BIS AMRT TEKEN PERJANJIAN INVESTASI DENGAN NOOVOLEUM 18853576 IQPlus, (8/7) - PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.(AMRT) menandatangani suatu perjanjian investasi dengan PT Noovoleum Indonesia Investama pada... Readmore
2025-07-08 15:02:59 BIS HARTA DJAYA SUDAH GUNAKAN DANA IPO Rp27,4 MILIAR 18853993 IQPlus, (8/7) - PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA) emiten Dekorasi Eksterior, Dekorasi Interior, Aktivitas Desain Peralatan Rumah Tangga dan... Readmore
2025-07-08 15:08:22 BIS MENPERIN TERUS UPAYAKAN RUANG NEGOSIASI DENGAN AS 18854200 IQPlus, (8/7) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Pemerintah akan terus mengedepankan upaya nego... Readmore
2025-07-08 15:14:32 BIS PWC : SEPERTIGA PRODUKSI CHIP HADAPI GANGGUAN PASOKAN TEMBAGA DI 2035 18854845 IQPlus, (8/7)- Sekitar 32% dari produksi semikonduktor global dapat menghadapi gangguan pasokan tembaga terkait perubahan iklim pada tahun... Readmore

Start learning, Fast Earning

Easy guide to Start

Download ProClick

Customer Service
021 – 5093 1888
customerservice@profindo.com