2025-01-22 10:48:53 | category : BIS | company id : INEW
02138755 IQPlus, (22/1) - Penjualan pasar barang mewah di Tiongkok diperkirakan anjlok hingga 20 persen pada tahun 2024, yang paling tajam setidaknya sejak 2011, karena perlambatan ekonomi negara itu merusak kepercayaan konsumen, menurut firma konsultan Bain. Penurunan tersebut telah membawa ukuran pasar barang mewah negara itu kembali mendekati level tahun 2020, memutus pertumbuhan eksponensial selama bertahun-tahun yang sebagian didorong oleh lonjakan belanja domestik selama penutupan wilayah Tiongkok akibat Covid. Jam tangan dan perhiasan mewah paling terpukul oleh perlambatan belanja, dengan penjualan turun lebih dari 30 persen dari tahun sebelumnya, diikuti oleh barang-barang dari kulit dan barang-barang fesyen dan gaya hidup, kata Bain dalam laporan terbarunya yang dirilis pada hari Selasa (21 Januari). Perusahaan tersebut memperkirakan tahun 2025, terutama semester pertama, akan sama menantangnya, dengan penjualan tetap datar di Tiongkok daratan. Perlambatan belanja di ekonomi nomor 2 dunia, yang telah menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar barang mewah global selama dekade terakhir, diikuti oleh perusahaan-perusahaan raksasa mulai dari LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton hingga Kering yang kehilangan ratusan miliar dolar AS dalam nilai pasar mereka tahun lalu. Perusahaan-perusahaan tersebut akan merilis pendapatan mereka untuk kuartal keempat dalam beberapa minggu mendatang. Tiongkok telah mengalami perlambatan yang menyakitkan di tengah jatuhnya harga properti dan meningkatnya angka pengangguran kaum muda. Hal itu melemahkan kepercayaan konsumen, yang memaksa pembeli untuk berhenti membeli barang-barang mewah atau mencari diskon melalui saluran termasuk pasar gelap dan berbelanja di Jepang di mana yen murah. Bahkan pelanggan terkaya merek-merek mewah, yang dikenal sebagai VIC, telah menjadi lebih konservatif dalam pengeluaran mereka, memilih untuk mendiversifikasi kekayaan mereka di berbagai aset yang lebih luas selama kemerosotan ekonomi ini, penulis Bruno Lannes, Xing Weiwei dan Emma Gu menulis dalam laporan tersebut. Hainan, pulau bebas bea di selatan Tiongkok, sangat terdampak oleh perlambatan tersebut, dengan penjualan turun sekitar 29 persen karena belanja yang lemah dan lebih banyak orang Tiongkok berbelanja di luar negeri, menurut laporan tersebut. Belanja barang mewah di luar negeri mencapai sekitar setengah dari level tahun 2019 di Eropa dan sekitar 120 persen dari level sebelum pandemi di Asia-Pasifik, terutama di Jepang, katanya. Namun Bain tetap positif terhadap pertumbuhan pasar barang mewah jangka panjang Tiongkok, karena negara tersebut masih memiliki populasi barang mewah terbesar di dunia, katanya. (end/Bloomberg)
Tanggal | Category | Headline | Details |
---|---|---|---|
2025-01-22 10:48:53 | BIS | PENJUALAN PASAR BARANG MEWAH TIONGKOK DIPREDIKSI ANJLOK 20 PERSEN | 02138755 IQPlus, (22/1) - Penjualan pasar barang mewah di Tiongkok diperkirakan anjlok hingga 20 persen pada tahun 2024, yang paling tajam setidakny... Readmore |
2025-01-22 10:54:23 | BIS | MENPERIN: DONGKRAK PERTUMBUHAN MANUFAKTUR, PENGELOLAAN ANGGARAN PERLU SINERGIS | 02139160 IQPlus, (22/1) - Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2028-2029. Sebagai prime mover pere... Readmore |
2025-01-22 11:00:13 | BIS | NOEL AELYO TAMBAH KEPEMILIKAN SAHAM DRMA | 02139464 IQPlus, (22/1) - Noel Aelyo Laras Kusuma Negara selaku Komisaris PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) telah menambah porsi kepemilikan sahamnya p... Readmore |
2025-01-22 11:04:53 | BIS | BANTU PERCEPATAN PROGRAM MBG DI DAERAH, KEMEN BUMN BENTUK PMO | 02139630 IQPlus, (22/1) - Kementerian BUMN akan membentuk tim Project Management Office (PMO) untuk mendukung percepatan Program Makan Bergizi Grati... Readmore |
2025-01-22 11:13:06 | BIS | KEPALA BAPPENAS TEKANKAN TIGA FOKUS UTAMA PENGEMBANGAN PRODUK HALAL | 02140338 IQPlus, (22/1) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mene... Readmore |