News

MITI: PEMERINTAH HARUSNYA MEMBENTUK KEMBALI BATAN JIKA SERIUS MEMASUKI ERA NUKLIR

2025-06-11 08:14:06 | category : BIS | company id : EKOM

16129559 IQPlus, (11/6) - Merespon Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034, yang baru diresmikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan mulai memasukkan opsi pembangunan Pembangkit (PLTN), Pembina Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), Mulyanto, menilai Pemerintah perlu persiapan yang lebih matang, terutama terkait dengan aspek kelembagaannya. "Kalau Pemerintah serius mestinya menyiapkan dengan baik kelembagaan pendukungnya," kata Mulyanto. Ia menilai sekarang ini terkesan kontradiktif. Di satu sisi pengeoperasian PLTN digesa terlaksana pada tahun 2032, yang direncanakan dengan daya 0,3 GW, sementara Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), sebagai Badan Pelaksana Ketenaganukliran sesuai dengan UU No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran, justru malah dibubarkan dan fungsinya dilebur ke dalam BRIN. "Secara umum saya menyambut baik rencana Pemerintah yang ingin membangun PLTN sebagai pembangkit listrik alternatif untuk menekan emisi karbon. Karena pengganti operasi base load PLTU yang stabil hanyalah PLTN. Sementara pembangkit listrik tenaga surya atau tenaga bayu masih bersifat intermetten," ujar Mulyanto. Namun Anggota Komisi Energi DPR RI tahun 2019-2024 ini menyayangkan pembubaran BATAN. "Kita butuh BATAN untuk menyiapkan SDM, infrastruktur nuklir serta riset dan pengembangan nuklir yang lebih utuh dan terpadu. Kenapa dibubarkan?" tandasnya. Mulyanto menambahkan, sebagai pengganti operasi base load PLTU, semestinya PLTN yang akan dibangun bukan jenis reaktor eksperimental dengan daya kecil dan bersifat coba-coba. Indonesia memerlukan PLTN yang mapan dan handal untuk operasi komersil sehingga keamanan masyarakat secara meyakinkan dapat terpenuhi. Untuk diketahui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (26/5/2025). Bahlil menyebut, dalam RUPTL 2025-2034 ini, Indonesia membutuhkan tambahan pembangkit listrik baru secara total 69,5 Giga Watt (GW). Dimana dari total kapasitas tersebut, 76 persennya berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dan juga penyimpanan (storage). (end)



Tanggal Category Headline Details
2025-06-11 08:14:06 BIS MITI: PEMERINTAH HARUSNYA MEMBENTUK KEMBALI BATAN JIKA SERIUS MEMASUKI ERA NUKLIR 16129559 IQPlus, (11/6) - Merespon Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034, yang baru diresmikan Me... Readmore
2025-06-11 08:18:57 BIS MENPERIN APRESIASI PABRIK BARU MERCEDES DI CIKARANG 16129776 IQPlus, (11/6) - Industri otomotif di Indonesia masih menunjukkan geliat yang positif di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global. Hal... Readmore
2025-06-11 08:11:05 BIS QANTAS AKAN TUTUP MASKAPAI BERBIAYA RENDAH JETSTAR ASIA 16129083 IQPlus, (11/6) - Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka akan menutup Jetstar Asia, unit pen... Readmore
2025-06-11 07:58:44 BIS MIND ID GANTI JAJARAN DIREKTUR 16128709 IQPlus, (11/6) - Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID mengganti tiga jajaran direktur serta menambahkan tiga jabatan baru sebagai ko... Readmore
2025-06-11 07:55:00 BIS PTPP WUJUDKAN PENINGKATAN KONEKTIVITAS JALAN TOL MELALUI PROYEK TOL TANGERANG-MERAK 16128369 IQPlus, (11/6) - PT PP (Persero) Tbk (.PTPP.) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur nasional.... Readmore

Start learning, Fast Earning

Easy guide to Start

Download ProClick

Customer Service
021 – 5093 1888
customerservice@profindo.com