News

MORGAN STANLEY : SINGAPURA HADAPI RISIKO PEMBATASAN PROPERTI BARU

2025-01-06 14:26:29 | category : BIS | company id : INEW

00551690 IQPlus, (6/1) - Lonjakan harga perumahan, yang sebagian disebabkan oleh pembelian spekulatif, dapat mendorong pemerintah untuk mengeluarkan lebih banyak tindakan pendinginan, menurut laporan penelitian Morgan Stanley. Reli perumahan Singapura akan berlanjut hingga awal 2025, didukung oleh investor yang ingin membeli dan menguangkan sebelum apartemen selesai dibangun, tulis analis yang dipimpin oleh Wilson Ng dalam laporan 6 Januari. Hal itu meningkatkan peluang pemerintah untuk memberlakukan lebih banyak pembatasan untuk mendinginkan pasar. Dikombinasikan dengan masuknya pasokan, hal itu dapat menyebabkan penurunan harga sebesar 5 persen tahun ini, kata analis dalam laporan terpisah. Bank investasi tersebut bergabung dengan sejumlah analis yang mengharapkan lebih banyak tindakan pemerintah. Partai yang berkuasa di negara-kota tersebut bersiap menghadapi tahun pemilihan, di saat keterjangkauan perumahan telah menjadi perhatian utama bagi para pemilih. Harga perumahan pribadi Singapura melonjak 2,3 persen, tertinggi dalam setahun berdasarkan basis triwulanan, menurut perkiraan awal yang dirilis minggu lalu. Citigroup dan Barclays termasuk di antara bank-bank yang telah memperingatkan potensi pembatasan. Jika diluncurkan, kebijakan baru tersebut "kemungkinan besar akan melibatkan peningkatan bea meterai penjual" alih-alih berfokus pada pembeli, tulis analis yang dipimpin oleh Ng, seraya menambahkan bahwa langkah-langkah tersebut akan lebih efektif dalam menghentikan pembelian spekulatif. Morgan Stanley mengatakan pembeli yang menjual unit mendapatkan laba rata-rata 21 persen pada tahun 2023 hingga 2024, lebih tinggi dari level historis pada tahun-tahun sebelumnya, yang kemungkinan menambah permintaan. Singapura telah memperkenalkan tiga putaran tindakan pendinginan properti pribadi dalam beberapa tahun terakhir. Yang terbaru pada tahun 2023, negara itu menggandakan bea materai untuk sebagian besar pembeli asing menjadi 60 persen. Bea materai penjual biasanya berlaku untuk properti hunian yang dijual dalam waktu tiga tahun. Morgan Stanley telah menjadi salah satu yang paling pesimis terhadap pasar properti Singapura. Negara itu memperkirakan penurunan 3 persen dalam harga rumah pribadi pada tahun 2024 dan kemudian merevisinya menjadi tidak ada perubahan. Harga akhirnya naik 3,9 persen tahun lalu berdasarkan perkiraan awal. (end/Bloomberg)



Tanggal Category Headline Details
2025-01-06 14:26:29 BIS MORGAN STANLEY : SINGAPURA HADAPI RISIKO PEMBATASAN PROPERTI BARU 00551690 IQPlus, (6/1) - Lonjakan harga perumahan, yang sebagian disebabkan oleh pembelian spekulatif, dapat mendorong pemerintah untuk mengeluarka... Readmore
2025-01-06 14:34:03 BIS BPFI SAMPAIKAN ADANYA PERUBAHAN DIREKSI DI PERUSAHAAN PENGENDALI 00552065 IQPlus, (6/1) - PT Woori Finance Indonesia Tbk. (BPFI) sampaikan adanya perubahan Direktur Utama pada Perusahaan Pengendali, yaitu Woori Ca... Readmore
2025-01-06 14:40:01 BIS SUMBER SINERGI MAKMUR (IOTF) SIAPKAN STRATEGI GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN 00552510 IQPlus, (6/1) - PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF) mengungkapkan adanya tren penurunan bisnis pada industri otomotif yang mencapai 14,7% s... Readmore
2025-01-06 14:47:24 BIS MENDAG BUKA PELUANG REVISI PERMENDAG 8/2024 SOAL IMPOR 00552833 IQPlus, (6/1) - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 tentang... Readmore
2025-01-06 14:57:50 BIS ROHARTINDO NUSANTARA (TOOL) SUDAH GUNAKAN SEMUA DANA IPO 00553827 IQPlus, (6/1) - PT Rohartindo Nusantara Luas Tbk. (TOOL) emiten yang bergerak di bidang perkakas dan peralatan rumah tangga menyampaikan re... Readmore

Start learning, Fast Earning

Easy guide to Start

Download ProClick

Customer Service
021 – 5093 1888
customerservice@profindo.com